3 Contoh Kasus Paradigma Sosiologi di Kehidupan Nyata: Pandemi, Norma, dan Respons Sosial
3 Contoh Kasus Paradigma Sosiologi di Kehidupan Nyata: Pandemi, Norma, dan Respons Sosial
Dipublikasikan oleh: Celah Cahaya | Kategori: Edukasi Sosial
Apa Itu Paradigma Sosiologi?
Paradigma sosiologi adalah cara pandang ilmiah terhadap fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Dalam ilmu sosiologi, ada tiga paradigma utama yang sering dijadikan acuan dalam menganalisis realitas sosial, yaitu:
- Fakta Sosial
- Definisi Sosial
- Perilaku Sosial
Ketiga paradigma ini membantu kita memahami bagaimana masyarakat bertindak, berpikir, dan merespons berbagai situasi sosial secara lebih mendalam.
Studi Kasus: Paradigma Sosiologi dalam Kehidupan Sehari-hari
Berikut adalah contoh nyata dari penerapan ketiga paradigma tersebut, yang diambil dari kondisi sosial masyarakat Indonesia saat masa pandemi Covid-19.
1. Fakta Sosial
Contoh: Kebijakan PPKM Darurat (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) selama masa pandemi.
Penjelasan: Kebijakan ini berlaku secara umum, berasal dari luar individu, dan memiliki kekuatan memaksa. Ini mencerminkan karakteristik fakta sosial yang dikemukakan oleh Emile Durkheim—umum, eksternal, dan koersif.
2. Definisi Sosial
Contoh: Pro dan kontra masyarakat terhadap kebijakan PPKM.
Penjelasan: Dalam paradigma ini, makna sosial muncul dari interaksi. Masyarakat memberi makna terhadap kebijakan PPKM berdasarkan pengalaman dan pandangan masing-masing, sehingga menimbulkan perbedaan pendapat yang sangat mencolok.
3. Perilaku Sosial
Contoh: Penolakan individu terhadap PPKM karena dampak ekonomi seperti turunnya omzet usaha.
Penjelasan: Paradigma ini melihat bagaimana kondisi psikologis individu memengaruhi respons sosialnya. Penolakan tersebut merupakan bentuk ekspresi dari tekanan emosional dan sosial yang dialami selama masa pembatasan.
Kenapa Contoh Kasus Ini Relevan?
Ketiga kasus tersebut menggambarkan bagaimana teori sosiologi dapat menjelaskan dinamika sosial di masa krisis. PPKM Darurat bukan hanya kebijakan administratif, tapi juga fenomena sosial yang mencerminkan:
- Struktur sosial (fakta sosial)
- Interaksi dan makna sosial (definisi sosial)
- Respons individu (perilaku sosial)
Ketiganya saling terkait dan menunjukkan bahwa sosiologi bukan sekadar teori di atas kertas, tapi sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Kesimpulan: Belajar Sosiologi dari Lingkungan Sekitar
Dengan memahami paradigma sosiologi, kita jadi lebih peka terhadap realitas sosial di sekitar kita. Apa yang kita lihat sehari-hari—kebijakan, reaksi masyarakat, hingga tindakan individu—semua bisa dianalisis secara ilmiah. Inilah pentingnya belajar sosiologi: membentuk cara berpikir kritis, reflektif, dan solutif terhadap masalah sosial.
